PENGERTIAN.
Anoreksia nervosa merupakan suatu masalah kesehatan jiwa yang mana
pengidapnya terobsesi untuk memiliki tubuh kurus dan sangat takut jika mereka
terlihat gemuk. Saking takutnya, mereka bahkan selalu menganggap tubuhnya masih
kurang kurus atau masih gemuk meski kenyataannya tidak seperti itu.
Usia 16-17 tahun merupakan usia yang dianggap rawan bagi gangguan
ini untuk mulai muncul. Mayoritas pengidap anoreksia berasal dari kalangan
remaja putri dan wanita dewasa.
Untuk membuat tubuh mereka tetap sekurus mungkin, pengidap
anoreksia akan berusaha keras membatasi porsi makan seminimal mungkin,
menggunakan obat-obatan (seperti pencahar dan penekan nafsu makan), serta
berolahraga secara berlebihan.
Beberapa dari mereka bahkan akan berusaha memuntahkan kembali
makanan yang telah dikonsumsi, sebuah ciri khas gangguan makan yang dinamakan bulimia nervosa. Namun,
bila pada bulimia penderitanya rata-rata mempunyai berat normal atau lebih,
penderita anoreksia memiliki berat badan yang kurang.
Gejala anoreksia nervosa dan masalah psikologis lain yang terkait
Mereka yang mengidap anoreksia dapat dikenali dari gejala berikut ini:
- Selalu memerhatikan bentuk tubuh di depan cermin.
- Menimbang tubuh hampir tiap saat.
- Penurunan berat badan secara signifikan dan tampak sangat kurus.
- Sangat memperhitungkan jumlah kalori, lemak, dan gula pada makanan.
- Sering memuntahkan kembali makanan yang sudah dimakan.
- Suka berbohong jika ditanya apakah mereka sudah makan.
- Mengalami masalah kesehatan sebagai akibat dari anoreksia itu sendiri, misalnya kelelahan, dehidrasi, tekanan darah rendah, pusing, rambut rontok, dan kulit kering.
- Sering berolahraga secara berlebihan.Suka minum obat-obatan pencahar dan penekan nafsu makan, mudah tersinggung
- Anoreksia juga dapat terkait dengan masalah kejiwaan lainnya seperti depresi, merasa rendah diri, kecemasan, penyalahgunaan alkohol, dan perlukaan terhadap diri sendiri.
Penyebab anoreksia nervosa.
Penyebab anoreksia nervosa secara pasti masih belum jelas, sebagian
besar spesialis percaya bahwa gangguan tersebut berasal dari gabungan sejumlah
faktor, seperti faktor psikologis, lingkungan, serta genetika atau biologis.
Diagnosis anoreksia nervosa.
Penyakit anoreksia nervosa rata-rata bisa dikenali dari
fisik penderitanya yang tampak sangat kurus. Namun dokter tetap harus
menanyakan pola makan mereka untuk memastikan kekurusan tersebut akibat
gangguan makan dan bukan penyakit lain.
Selain itu, kemungkinan dokter juga akan dilakukan jika
melakukan pemeriksaan pada rambut, kulit, tekanan darah, kondisi paru-paru dan
jantung. Bahkan pemeriksaan rontgen dan darah akan diperlukan.
Dukung pengidap anoreksia untuk
mau mendapatkan pertolongan.
Ada sebagian kecil penderita anorexia nervosa yang
tidak menyadari bahwa mereka menderita kondisi tersebut, namun sebagian besar
tahu dan tidak mau berobat karena takut hingga akhirnya mereka menyembunyikan
masalah ini dalam waktu yang sangat lama. Oleh sebab itu penting bagi kita
sebagai orang luar untuk mengenali kondisi ini bilamana ada keluarga atau teman
yang mengalaminya.
Jika Anda memiliki keluarga atau teman yang mengidap
anoreksia, lakukanlah pendekatan secara halus lalu membujuk agar mereka mau
mendapatkan pertolongan medis. Membujuk pengidap anoreksia agar mau berobat
tidaklah mudah. Biasanya mereka akan menganggap bahwa apa yang telah mereka
lakukan merupakan hal yang benar dan akan menolak mengakui bahwa diri mereka
sebenarnya bermasalah.
Karena itulah kesabaran serta dukungan secara
terus-menerus berperan sangat penting bagi kesembuhan penderita anoreksia.
Jangan pernah mengkritik atau membuat mereka merasa tertekan karena hal
tersebut hanya akan memperburuk situasi. Sampaikanlah bahwa bujukan dan
dukungan Anda tersebut semata-mata karena mengkhawatirkan kesehatan mereka.
Sekilas mengenai pengobatan
anoreksia.
Anoreksia nervosa harus ditangani sedini mungkin agar
peluang sembuhnya semakin besar, tujuan pengobatan anoreksia adalah untuk
mengubah pandangan mereka tentang berat badan yang sehat dan memperbaiki pola
makan mereka.
Sebagian besar kasus anoreksia ditangani dengan rawat
jalan dan segelintir kasus lainnya, misalnya kasus pengidap anoreksia parah,
ditangani dengan perawatan rumah sakit. Selain untuk menyadarkan pengidap bahwa
pola hidup yang mereka jalani tersebut adalah salah, penanganan ini bertujuan
agar mereka dapat memperoleh berat badan ideal kembali secara aman.
Hal-hal yang mencakup penanganan anoreksia meliputi
terapi psikologi dan saran-saran yang berkaitan dengan makanan dan nutrisi.
Agar pengobatan dapat dilakukan dengan tepat, dokter harus menyesuaikan dengan
keadaan fisik, psikologi, dan juga keadaan sosial pengidap anoreksia, pengobatan anoreksia tidak dapat dilakukan secara
instan.
Untuk pulih sepenuhnya, bisa membutuhkan waktu beberapa tahun, saat
menjalani pengobatan bukan hal yang tidak mungkin bagi pasien anoreksia untuk
kambuh dan kembali pada pola makan tidak sehatnya.
Komplikasi yang mungkin terjadi.
Anoreksia bisa menimbulkan masalah-masalah kesehatan lainnya yang cukup
serius jika tidak berhasil diobati dalam jangka waktu yang lama, beberapa komplikasi anoreksia
nervosa adalah:
- Denyut jantung tidak teratur.
- Penurunan tekanan darah dan tingkat pernapasan.
- Gagal jantung.
- Kerontokan rambut.
- Kerusakan otak.
- Menstruasi tidak lancar.
- Kemandulan.
- Gagal ginjal.
- Anemia.
- Kematian akibat kurang gizi atau bunuh diri.
- Osteoporosis.
- Ketidak seimbangan cairan elektrolit.
- Konstipasi
Pencegahan anoreksia nervosa.
Anoreksia nervosa memang tidak bisa dicegah sepenuhnya.
Namun melalui pendidikan orang tua terhadap anak-anak sejak dini di dalam
keluarga, bisa berpengaruh besar untuk menekan risiko terjadinya kondisi ini
ketika mereka beranjak remaja dan dewasa. Pendidikan yang dimaksud adalah
dengan mengajarkan dan menerapkan pola makan sehat secara tegas. Selain itu
anak juga perlu diajarkan wawasan yang tepat mengenai imej bentuk tubuh yang
ideal.
Apabila di dalam keluarga kita ada yang mulai
menunjukkan tanda-tanda ke arah anoreksia, segera periksakan ke dokter untuk
mencegah kondisi ini bertambah buruk.
Gejala Anoreksia Nervosa.
Karena pengidap anoreksia sangat terobsesi untuk menurunkan berat
badan mereka serendah mungkin, maka gejala utama dari kondisi ini adalah
penurunan berat badan di bawah batas sehat.
Sebagai upaya dalam memenuhi obsesi mereka terhadap tubuh yang
sangat kurus, pengidap anoreksia akan melakukan berbagai hal, di antaranya
dengan membatasi porsi makanan, memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan,
dan berbohong jika ditanya apakah mereka sudah makan.
Penderita anoreksia umumnya selalu memakai baju yang longgar dan
rutin melakukan pengukuran, penimbangan, atau pengamatan tubuh mereka di depan
cermin. Selain itu, mereka akan sering melakukan olahraga secara berlebihan dan
minum obat-obatan penekan nafsu makan atau pun pencahar. Dapat pula penderita
mengonsumsi obat-obatan diuretik (pembuang cairan tubuh) dan enema (pemicu
pengosongan usus).
Ketidakpuasan akan berat tubuh menjadikan pengidap anoreksia kurang
memiliki kepercayaan diri. Mereka merasa bahwa harga diri mereka dipengaruhi
oleh berat badan. Akibatnya ketidakpercayaan diri ini membuat mereka
mengucilkan diri dan tidak lagi tertarik untuk bersosialisasi dengan orang
lain. Karena itu tidak sedikit pengidap anoreksia yang pada akhirnya memiliki
masalah dalam hubungannya dengan orang lain, terutama dalam keluarga,
pertemanan, pendidikan, maupun pekerjaan.
Dari gejala-gejala tersebut, terlihat jelas bahwa penyakit
anoreksia adalah masalah psikologi. Anoreksia juga menimbulkan masalah
kesehatan fisik.
Masalah fisik yang muncul.
Masalah fisik yang dirasakan pengidap anoreksia disebabkan oleh sedikitnya
asupan makanan, terutama dalam jangka waktu yang panjang. Beberapa masalah
tersebut adalah:
- Anemia.
- Kelelahan.
- Pingsan.
- Dehidrasi.
- Demam.
- Insomnia.
- Perut kembung.
- Sakit perut.
- Konstipasi.
- Sakit kepala dan pusing.
- Rambut rontok.
- Jari tangan dan kaki menjadi kebiru-biruan akibat buruknya sirkulasi.
- Napas bau dan masalah gigi akibat sering memuntahkan makanan.
- Pembengkakan pada lengan dan kaki.
- Kulit kering atau berwarna kekuningan.
- Masalah pada pertumbuhan fisik dan pubertas pada anak-anak dan remaja.
- Detak jantung tidak teratur atau aritmia.
- Tidak tahan terhadap suhu dingin.
- Tekanan darah rendah.
- Tumbuhnya rambut halus di sekujur tubuh.
- Kuku yang mudah patah.
- Gangguan menstruasi pada wanita.
Penyebab Anoreksia Nervosa.
Penyebab pasti anoreksia nervosa masih belum jelas. Sebagian besar
spesialis percaya gangguan tersebut muncul dari gabungan sejumlah faktor,
seperti faktor psikologis, lingkungan, serta genetika atau biologis.
Secara psikologis, ketakutan dan kekhawatiran terhadap tubuh gemuk,
telah memunculkan obsesi dan dorongan kuat pada diri pengidap anoreksia untuk
menguruskan badan. Mereka menganggap bentuk tubuh yang sempurna adalah tubuh
yang kurus.
Namun karena selalu adanya rasa tidak puas di dalam diri mereka, pada
akhirnya hal itu membuat mereka melakukan diet berlebihan dan terperangkap di
dalam anoreksia. Selain itu, pengidap anoreksia juga lebih tertutup secara
emosi dan mudah depresi atau stres.
Pengaruh lingkungan terhadap
anoreksia nervosa.
Pola pikir yang terbentuk akibat pengaruh lingkungan
dapat memicu anoreksia, contohnya adalah iklan di media massa. Pada zaman
sekarang ini tubuh kurus dianggap sebagai syarat mutlak kecantikan. Pemikiran
tersebut kemudian diperkuat dan disebarluaskan oleh iklan, sehingga tidak
sedikit masyarakat yang terpengaruh, terutama remaja.
Alasan kenapa pengidap anoreksia kebanyakan dari
kalangan remaja adalah banyaknya perubahan tubuh, perubahan hormon dan
masa-masa stres atau cemas. Pada masa ini, kepercayaan diri remaja sangat rendah
sehingga mereka sering bimbang dan mudah dipengaruhi. Selain akibat pengaruh
hormon, ejekan dan tekanan yang dialami seorang remaja di sekolah juga dapat
memicu terjadinya anoreksia.
Sementara itu, anoreksia nervosa juga bisa muncul
akibat tuntutan profesi dan peristiwa yang mengecewakan, misalnya seperti putus
hubungan. Contoh-contoh profesi yang rawan terhadap anoreksia adalah atlet,
model, penari, aktris, dan aktor.
Anoreksia akibat faktor
keturunan dan biologis.
Seseorang yang memiliki riwayat keluarga pengidap gangguan makan, depresi, atau pecandu obat-obatan terlarang,
diyakini memiliki risiko lebih besar untuk mengidap anoreksia.
Selain faktor keturunan atau genetika, anoreksia diduga bisa
terjadi akibat adanya perubahan pada kadar hormon dan fungsi otak juga.
Perubahan tersebut mungkin saja memengaruhi bagian otak yang mengendalikan
nafsu makan atau memicu perasaan bersalah dan khawatir akibat banyak makan.
Diagnosis Anoreksia Nervosa.
Dalam mendiagnosis anoreksia, pertama-tama dokter akan menanyakan
dahulu mengenai pola makan dan berat badan pasien, misalnya seberapa jauh dia
mengkhawatirkan berat badannya dan apakah sering memuntahkan kembali makanan
yang telah dikonsumsinya.
Setelah itu dokter juga akan mengumpulkan data tentang berat badan
pasien, terutama jika pasien mengalami penurunan berat badan yang signifikan.
Untuk menentukan berat badan sehat, dokter akan menghitung body mass index atau
indeks massa tubuh (IMT). IMT adalah penghitungan berat badan yang mengacu
kepada rasio berat dan tinggi seseorang. Manfaat penghitungan IMT ini adalah
untuk mengetahui apakah seseorang mengalami kelebihan, kekurangan atau berat
badan yang sehat.
Rumus yang dipakai dalam penghitungan IMT adalah berat tubuh dalam
kilogram dibagi dengan tinggi tubuh dalam satuan meter kuadrat (m²). Sebagai
contoh jika berat badan pasien 66 kilogram dan tingginya adalah 1,65 meter,
maka perhitungannya adalah 66/1,65×1,65 = 24,24 kg/m².
IMT yang normal bagi orang Asia dewasa adalah 18.5-22.9
(kg/m2), sedangkan IMT yang normal bagi anak-anak dan remaja tergantung
pada usia mereka. Pada orang dewasa, kondisi anoreksia dapat dicurigai apabila
IMT berada di bawah 17.
Untuk mendiagnosis anoreksia nervosa memang tidak membutuhkan tes
laboratorium secara spesifik. Namun jika dokter mencurigai penurunan berat
badan drastis pasien bukan disebabkan oleh anoreksia melainkan oleh penyakit
lain, maka tes darah dan pemeriksaan rontgen mungkin akan dilakukan untuk
memastikannya.
Selain itu, tes laboratorium juga akan dilakukan untuk melihat
adanya kerusakan organ akibat penurunan berat badan. Seseorang rentan terkena
masalah pada jantung jika mengidap anoreksia, di antaranya adalah tekanan darah
rendah, aritmia, penyakit katup jantung, penumpukan cairan atau edema (pada
tangan, kaki, dan wajah), dan gagal jantung. Untuk memastikan hal tersebut,
dokter akan melakukan pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi, pemeriksaan
tangan dan kaki, serta, elektrokardiogram.
Dokter juga dapat meminta pasien melakukan gerakan fisik sederhana
untuk melihat apakah kekuatan otot-otot pasien terganggu akibat anoreksia.
Contoh-contoh tes gerakan fisik tersebut adalah berjongkok, berdiri, dan
bergeser ketika duduk.
Pengobatan Anoreksia Nervosa.
Adakalanya pengobatan harus dilakukan secara paksa jika kondisi
anoreksia sudah memasuki tahap berbahaya dan mengancam nyawa pengidap. Dalam
kasus seperti ini, sebaiknya keluarga segera membawa pengidap ke rumah sakit
agar cepat-cepat ditangani.
Pengobatan anoreksia nervosa biasanya dilakukan dengan cara
mengombinasikan terapi psikologi dengan pemulihan berat badan yang diawasi.
Sangat penting untuk melakukan pengobatan sedini mungkin, terlebih jika pasien
sudah kehilangan sejumlah besar berat badannya. Selain itu, penanganan
secepatnya dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi.
Penanganan Medis untuk
Kegawatdaruratan dan Dampak Fisik.
Apabila tingkat keparahan anoreksia nervosa sudah
sangat parah dengan gejala malanutrisi yang bisa mengarah kepada kematian, maka
penanganan di rumah sakit perlu dilakukan. Pada kasus ini pasien akan diberikan
cairan infus atau dipasangi selang nasogastrik untuk menyalurkan makanan lewat
hidung. Perawatan di rumah sakit ditujukan untuk menangani dehidrasi, gangguan
detak jantung, dan ketidakseimbangan elektrolit.
Penanganan oleh rumah sakit juga diperlukan apabila
pasien mengalami tanda-tanda depresi berat yang mengarah kepada upaya bunuh
diri. Karena itu penting bagi keluarga untuk selalu memantau kondisi psikologis
penderita anoreksia agar hal ini bisa dicegah.
Menaikkan berat badan secara
berkala dan aman.
Sebagai bagian dari rencana pengobatan, dokter akan
menyertakan saran-saran mengenai bagaimana menaikkan berat badan pasien secara
aman. Dokter juga akan terus memantau kesehatan fisik pasien. Bagi pasien
anak-anak dan remaja, tinggi badan mereka akan diperiksa secara berkala untuk
memastikan mereka tumbuh secara normal.
Menaikkan berat badan secara normal harus dilakukan
secara bertahap. Sebagai langkah pertama, ahli terapi biasanya akan meminta
pasien untuk berusaha makan secara teratur, meski dalam porsi yang sedikit.
Terapi ini dianggap berhasil setelah pola makan pasien kembali normal dengan
asupan gizi yang cukup, termasuk vitamin dan mineral. Diharapkan melalui terapi
ini, pasien bisa kembali menaikkan berat badan sebanyak setengah hingga satu
kilogram per minggu.
Penanganan anoreksia melalui
aspek psikologis.
Sejumlah pengobatan psikologis bisa diterapkan untuk mengobati
anoreksia. Biasanya pengobatan akan berlangsung selama setengah tahun hingga
satu tahun, atau bahkan lebih lama tergantung kepada kondisi pengidap atau
tingkat keparahan anoreksia.
Salah satu contoh metode penanganan anoreksia melalui aspek
psikologis adalah melalui terapi perilaku untuk mengubah pola pikir negatif.
Perilaku seseorang biasanya merupakan buah dari pola pikirnya. Begitu pula
sebaliknya, tingkah laku dapat membentuk pola pikir juga. Banyak hal-hal tidak
realistis yang diyakini sebagai sesuatu yang benar oleh pengidap anoreksia.
Misalnya mereka merasa harga diri mereka tergantung pada berat badan mereka, mereka sangat takut diejek atau tidak dihargai lagi oleh orang lain karena
dianggap gemuk.
Oleh karena itu, melalui terapi perilaku kognitif, ahli terapi akan
berusaha membantu pasien mengubah pemikiran negatif mengenai makanan dan
penampilan menjadi suatu pola pemikiran yang positif dan realistis, sehingga
diharapkan perilaku menyimpang pasien dapat hilang.
Metode penanganan kedua adalah melalui terapi kognitif analitik
dengan menelusuri masa lalu pasien. Terapi ini didasarkan kepada teori yang
menyatakan bahwa masalah kesehatan
mental termasuk anoreksia disebabkan oleh pola pikir dan
tingkah laku tidak sehat yang dibentuk sejak pasien masih kanak-kanak atau
remaja.
Terapi kognitif analitik melibatkan tiga tahapan proses. Tahap
pertama adalah reformulasi. Pada tahap reformulasi, biasanya spesialis terapi
akan mencari tahu pengalaman pasien pada masa lalu yang mungkin bisa menjadi
alasan kenapa pola-pola yang tidak sehat tersebut bisa berkembang. Tahap kedua
adalah pengenalan. Seorang ahli terapi akan membantu pasien melihat dan
memahami bagaimana pola-pola yang tidak sehat tersebut berkontribusi terhadap
anoreksia. Tahap ketiga atau tahap terakhir adalah revisi. Pada tahap ini,
sejumlah perubahan yang dapat menghentikan pola-pola yang tidak sehat tersebut
diidentifikasi, dikaji, kemudian diterapkan.
Metode penanganan ketiga adalah dengan terapi interpersonal untuk
mengkaji lingkungan penderita.Terapi ini mendasarkan teori kepada hubungan
lingkungan dengan anoreksia yang mana lingkungan dan orang di sekitar
memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam membentuk keadaan psikologis pengidap.
Teori tersebut menyimpulkan bahwa kepercayaan diri yang rendah serta rasa cemas
yang dialami pengidap timbul dari interaksinya dengan orang-orang di sekitar.
Selama terapi ini, ahli terapi akan berusaha menelaah hal-hal
negatif yang berkaitan dengan hubungan interpersonal pasien dan mencari tahu
cara mengatasi hal-hal negatif tersebut.
Peran keluarga sebagai bagian
dari pengobatan anoreksia.
Peran keluarga sangat penting bagi kesembuhan pengidap
anoreksia karena biasanya keluarga adalah pihak yang paling merasakan dampak
anoreksia itu sendiri. Selain harus berusaha memahami kondisi yang sedang
dialami pengidap, keluarga juga dapat bekerja sama dengan dokter dalam membantu
mempercepat proses kesembuhan.
Penanganan anoreksia dengan menggunakan obat-obatan.
Jika anoreksia hanya diatasi dengan mengonsumsi obat-obatan,
biasanya hasilnya tidak akan efektif. Penggunaan obat-obatan baru akan terasa
efektif jika dikombinasikan dengan terapi lain. Obat-obatan juga digunakan
untuk menangani masalah-masalah psikologis yang terkait dengan anoreksia,
seperti depresi dan gangguan obsesif kompulsif.
Obat-obatan yang mungkin diberikan antara lain antidepresan, antipsikotik,
dan penstabil mood. Contoh obat-obatan yang
biasa diberikan antara lain olanzapine dan selective serotonin reuptake
inhabitors (SSRIs).
SSRIs merupakan antidepresan. Obat ini dapat membantu
meredakan depresi dan rasa cemas terkait anoreksia. Biasanya dokter akan
memberikan obat ini jika berat badan pasien telah kembali normal. Pemberian
SSRIs kepada pasien dengan berat badan di bawah normal dikhawatirkan akan
menimbulkan efek samping buruk.
Sedangkan olanzapine merupakan obat
yang biasanya diberikan kepada pengidap anoreksia yang tidak merespons kepada
metode pengobatan lainnya. Obat ini dapat membantu meredakan rasa cemas yang
berkaitan dengan pola makan atau berat badan.
Pengobatan anoreksia tidak dapat dilakukan secara instan. Untuk
pulih sepenuhnya, pengidap bisa membutuhkan waktu beberapa tahun karena seiring
menjalani pengobatan pun, beberapa dari mereka masih mengalami gangguan makan.
Komplikasi Anoreksia Nervosa.
Beberapa masalah kesehatan atau bahkan kematian dapat terjadi jika
anoreksia tidak segera ditangani. Komplikasi muncul akibat kurangnya nutrisi
yang dibutuhkan oleh tubuh, dalam hal ini dari asupan makanan.
Selain anoreksia nervosa, terdapat kondisi serupa yang disebut
dengan bulimia nervosa.
Beberapa penderita anoreksia lanjut mengalami bulimia. Pengidap bulimia
biasanya makan sebanyak-banyaknya sebelum mereka mengeluarkannya kembali dengan
cara dimuntahkan atau mengonsumsi obat pencahar.
Contoh-contoh komplikasi yang dapat muncul akibat anoreksia di
antaranya adalah anemia, ketidakseimbangan cairan elektrolit, konstipasi,
penurunan tekanan darah dan tingkat pernapasan, detak jantung tidak teratur,
dan bahkan gagal jantung.
Pengidap anoreksia juga terancam menderita kerusakan pada hati, ginjal, dan
otak.
Pada anak-anak dan remaja, anoreksia dapat menghambat perkembangan
fisik. Pada orang dewasa, khususnya wanita, kondisi ini dapat menyebabkan osteoporosis, gangguan menstruasi,
dan kemandulan. Sedangkan pada pria dewasa, anoreksia dapat menyebabkan impoten
dan disfungsi
ereksi.
Seorang wanita hamil yang mengidap anoreksia berisiko mengalami keguguran,
melahirkan bayi prematur, melahirkan bayi berbobot rendah, dan terkadang proses
melahirkannya harus dibantu dengan operasi cesar. Oleh sebab itu pasien wanita
anoreksia perlu dipantau secara berkala oleh dokter sejak masa kehamilan maupun
setelah melahirkan.
Apabila sudah sembuh pun, pengawasan harus dilakukan
kembali apabila wanita tersebut hamil kembali karena potensi anoreksia untuk
kambuh cukup besar.
Hormat Dari Kami Kesehatan Itu Akur Bangat
Main Poker Online sambil mencari UANG??
ReplyDeleteGabung di S1288POKER - Agen Poker 100% Fair No BOOT !!
Sarana bermain Poker dengan Rupiah Asli !!
- Bonus New Member 10%
- Bonus Freechip
- Bonus Turn Over Mingguan
- Bonus Refferal 10%
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
BBM : 7AC8D76B
WA : 087782869981
Sabung Ayam Live Online Terbaik & Terlengkap!
ReplyDeleteTersedia Taruhan S128 | SV388 | KUNGFU Chicken
Bonus 10% Deposit Member Baru / Cashback 5 - 10% Setiap Minggu
Daftar >> Deposit >> Withdraw Sekarang Juga Di Website www. bolavita .site
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
BBM: BOLAVITA
WA: +628122222995