A. Pengertian
Diabetes Mellitus (DM) adalah
penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tanda-tanda hiperglikemia
dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun
kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan
primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga
gangguan metabolisme lemak dan protein ( Askandar, 2000 ). Diabetes mellitus adalah penyakit
hiperglikemia yang ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau insensitifitas
sel terhadap insulin (Corwin, 2001: 543).
Ulkus adalah
luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lender dan ulkus adalah kematian jaringan yang
luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut
menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah
satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati
perifer, (Andyagreeni, 2010).
Ulkus Diabetik merupakan
komplikasi kronik dari Diabetes
Melllitus sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan
penderita Diabetes. Kadar LDL yang
tinggi memainkan peranan penting untukterjadinya Ulkus Uiabetik untuk terjadinya Ulkus Diabetik melalui pembentukan plak atherosklerosis pada dinding pembuluh darah, (zaidah 2005).
Klasifikasi Diabetes yang utama
menurut Smeltzer dan Bare (2001:
1220), adalah sebagai berikut :
1. Tipe
1 Diabetes Mellitus tergantung insulin (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
2. Tipe
II Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
3.
Diabetes Mellitus yang berhubungan dengan sindrom lainnya.
4. Diabetes Mellitus Gestasional (Gestasional
Diabetes Mellitus)
B. Etiologi
Menurut
Smeltzer dan Bare (2001: 1224), penyebab dari diabetes mellitus adalah:
1.
Diabetes Tipe I
a.
Faktor genetik.
b.
Faktor imunologi.
c.
Faktor lingkunngan.
2.
Diabetes Tipe II
a. Usia.
b.
Obesitas.
c. Riwayat
keluarga.
d.
Kelompok genetik.
Faktor-faktor
yang berpengaruh atas terjadinya ulkus diabetikum dibagi menjadi factor
endogen dan ekstrogen.
1.
Faktor endogen
a.
Genetik, metabolik.
b.
Angiopati diabetik.
c.
Neuropati diabetik.
2.
Faktor ekstrogen
a.
Trauma.
b.
Infeksi.
c.
Obat.
Faktor
utama yang berperan pada timbulnya ulkus Diabetikum adalah angipati,
neuropati dan infeksi.adanya neuropati perifer akan menyebabkan hilang atau
menurunnya sensai nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa
yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan
mengakibatkan terjadinya atrofi pada otot kaki sehingga merubah titik tumpu
yang menyebabkan ulsestrasi pada kaki klien. Apabila sumbatan darah terjadi
pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan merasa sakit pada
tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu. Adanya angiopati tersebut
akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan nutrisi, oksigen serta antibiotika
sehingga menyebabkan terjadinya luka yang sukar sembuh (Levin, 1993) infeksi
sering merupakan komplikasi yang menyertai Ulkus Diabetikum akibat
berkurangnya aliran darah atau neuropati,
sehingga faktor angipati dan infeksi berpengaruh terhadap penyembuhan Ulkus
Diabetikum.(Askandar 2001).
C. Klasifikasi
Wagner
(1983) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan , yaitu:
Ø Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan
kemungkinan disertai kelainan bentuk
kaki seperti “ claw,callus “.
Ø Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
Ø Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
Ø Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
Ø Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa
selulitis.
Ø Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai
D. Patofisiologi
Menurut
Smeltzer dan Bare (2001: 1223), patofisiologi dari diabetes mellitus adalah :
1.
Diabetes tipe I
Pada Diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk
menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses
autoimun. Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak
terukur oleh hati. Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat
disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan
hiperglikemia postprandial (sesudah makan). Jika konsentrasi glukosa
dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa
yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin
(Glukosuria). Ketika glukosa yang berlebih dieksresikan dalam urin, ekskresi
ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan
ini dinamakan diuresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang
berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan
rasa haus (polidipsia). Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein
dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami
peningkatan selera makan (polifagia) akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala
lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan.Proses ini akan terjadi tanpa hambatan
dan lebih lanjut turut menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi
pemecahan lemak yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang
merupakan produk samping pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam yang
mengganggu keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan.
Ketoasidosis diabetik yang diakibatkannya dapat menyebabkan tandatanda dan
gejala seperti nyeri abdominal, mual, muntah, hiperventilasi, napas berbau
aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran, koma
bahkan kematian.
2. Diabetes
tipe II
Pada Diabetes tipe II terdapat dua masalah yang
berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan
sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu
rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel. Resistensi insulin pada
diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian
insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif maka
awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya
dialami pasien, gejala tersebut sering bersifat ringan dan dapat mencakup
kelelahan, iritabilitas, poliuria. polidipsia, luka yang lama sembuh, infeksi
vagina atau pandangan yang kabur ( jika kadar glukosanya sangat tinggi).
Penyakit Diabetes membuat gangguan/ komplikasi
melalui kerusakan pada pembuluh darah di seluruh tubuh, disebut angiopati
diabetik. Penyakit ini berjalan kronis dan terbagi dua yaitu gangguan pada pembuluh
darah besar (makrovaskular) disebut makroangiopati, dan pada pembuluh darah
halus (mikrovaskular) disebut mikroangiopati. Ulkus Diabetikum terdiri
dari kavitas sentral biasanya lebih besar disbanding pintu masuknya,
dikelilingi kalus keras dan tebal. Awalnya proses pembentukan ulkus berhubungan
dengan hiperglikemia yang berefek terhadap saraf perifer, kolagen, keratin dan
suplai vaskuler. Dengan adanya tekanan mekanik terbentuk keratin keras pada
daerah kaki yang mengalami beban terbesar. Neuropati sensoris perifer
memungkinkan terjadinya trauma berulang mengakibatkan terjadinya kerusakan
jaringan dibawah area kalus. Selanjutnya terbentuk kavitas yang membesar dan
akhirnya ruptur sampai permukaan kulit menimbulkan ulkus. Adanya iskemia dan
penyembuhan luka abnormal manghalangi resolusi.
Mikroorganisme yang masuk mengadakan kolonisasi didaerah
ini. Drainase yang inadekuat menimbulkan closed space infection. Akhirnya
sebagai konsekuensi sistem imun yang abnormal, bakteria sulit dibersihkan dan
infeksi menyebar ke jaringan sekitarnya, (Anonim 2009).
E. Manifestasi klinis
Ulkus Diabetikum akibat mikriangiopatik disebut juga ulkus panas
walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh
peradangan dan biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal . Proses
mikroangipati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut emboli
memberikan gejala klinis 5 P yaitu :
1.
Pain (nyeri).
2.
Paleness (kepucatan).
3.
Paresthesia (kesemutan).
4.
Pulselessness (denyut nadi hilang)
5.
Paralysis (lumpuh).
F. Komplikasi
Menurut
Subekti (2002: 161), komplikasi akut dari diabetes mellitus adalah sebagai
berikut :
1.
Hipoglikemia
Hipoglikemia
adalah keadaan kronik gangguan syaraf yang disebabkan penurunan glukosa darah.
Gejala ini dapat ringan berupa gelisah sampai berat berupa koma dengan kejang.
Penyebab tersering hipoglikemia adalah obat-obat hiperglikemik oral golongan
sulfonilurea.
2.
Hiperglikemia Secara anamnesis ditemukan adanya masukan kalori yang berlebihan,
penghentian obat oral maupun insulin yang didahului oleh stress akut. Tanda
khas adalah kesadaran menurun disertai dehidrasi berat. Ulkus Diabetik jika
dibiarkan akan menjadi gangren, kalus, kulit melepuh, kuku kaki yang tumbuh
kedalam, pembengkakan ibu jari, pembengkakan ibu jari kaki, plantar warts, jari
kaki bengkok, kulit kaki kering dan pecah, kaki atlet, (Dr. Nabil RA).
G.
Pemeriksaan Penunjang
Menurut Arora (2007: 15), pemeriksaan yang dapat dilakukan
meliputi 4 hal yaitu:
1.
Postprandial
Dilakukan 2 jam setelah makan atau setelah minum. Angka
diatas 130 mg/dl mengindikasikan diabetes.
2. Hemoglobin glikosilat: Hb1C
adalah sebuah pengukuran untuk menilai kadar gula darah selama 140 hari
terakhir. Angka Hb1C yang melebihi 6,1% menunjukkan diabetes.
3.
Tes toleransi glukosa oral
Setelah berpuasa semalaman kemudian pasien diberi air dengan
75 gr gula, dan akan diuji selama periode 24 jam. Angka gula darah yang normal
dua jam setelah meminum cairan tersebut harus < dari 140 mg/dl.
4. Tes glukosa darah dengan finger
stick, yaitu jari ditusuk dengan sebuah jarum, sample darah diletakkan pada
sebuah strip yang dimasukkan kedalam celah pada mesin glukometer, pemeriksaan
ini digunakan hanya untuk memantau kadar glukosa yang dapat dilakukan dirumah.
5.
Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya
glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ).
Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan
merah bata ( ++++ )
6.
Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan
memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.
H.
Penatalaksanaan
1.
Medis
Menurut Soegondo (2006: 14),
penatalaksanaan Medis pada pasien dengan Diabetes Mellitus meliputi:
a.
Obat hiperglikemik oral (OHO).
Berdasarkan
cara kerjanya OHO dibagi menjadi 4 golongan :
1)
Pemicu sekresi insulin.
2)
Penambah sensitivitas terhadap insulin.
3)
Penghambat glukoneogenesis.
4)
Penghambat glukosidase alfa.
b.
Insulin
Insulin
diperlukan pada keadaan :
1)
Penurunan berat badan yang cepat.
2)
Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis.
3)
Ketoasidosis diabetik.
4)
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
c.
Terapi Kombinasi
Pemberian
OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk kemudian dinaikkan
secara bertahap sesuai dengan respon kadar glukosa darah.
2.
Keperawatanan
Usaha
perawatan dan pengobatan yang ditujukan terhadap ulkus antara lain
dengan antibiotika atau kemoterapi. Perawatan luka dengan mengompreskan ulkus
dengan larutan klorida atau larutan antiseptic ringan. Misalnya rivanol dan
larutan kalium permanganate 1 : 500 mg dan penutupan ulkus dengan kassa
steril. Alat-alat ortopedi yang secara mekanik yang dapat merata tekanan tubuh
terhadap kaki yang luka amputasi mungkin diperlukan untuk kasus DM. Menurut
Smeltzer dan Bare (2001: 1226), tujuan utama penatalaksanaan terapi pada Diabetes
Mellitus adalah menormalkan aktifitas insulin dan kadar glukosa darah,
sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk menghindari terjadinya
komplikasi. Ada beberapa komponen dalam penatalaksanaan Ulkus Diabetik:
a.
Diet
Diet
dan pengendalian berat badan merupakan dasar untuk memberikan semua unsur
makanan esensial, memenuhi kebutuhan energi, mencegah kadar glukosa darah yang
tinggi dan menurunkan kadar lemak.
b.
Latihan
Dengan
latihan ini misalnya dengan berolahraga yang teratur akan menurunkan kadar
glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki
pemakaian kadar insulin.
c.
Pemantauan
Dengan
melakukan pemantaunan kadar glukosa darah secara mandiri diharapkan pada
penderita diabetes dapat mengatur terapinya secara optimal.
d.
Terapi (jika diperlukan)
Penyuntikan
insulin sering dilakukan dua kali per hari untuk mengendalikan kenaikan kadar
glukosa darah sesudah makan dan pada malam hari.
e.
Pendidikan
Tujuan
dari pendidikan ini adalah supaya pasien dapat mempelajari keterampilan dalam
melakukan penatalaksanaan diabetes yang mandiri dan mampu menghindari
komplikasi dari diabetes itu sendiri.
f.
Kontrol nutrisi dan metabolic
Faktor
nutrisi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penyembuhan luka.
Adanya anemia dan hipoalbuminemia akan berpengaruh dalam proses penyembuhan.
Perlu memonitor Hb diatas 12 gram/dl dan pertahankan albumin diatas 3,5
gram/dl. Diet pada penderita DM dengan selulitis atau gangren diperlukan
protein tinggi yaitu dengan komposisi protein 20%, lemak 20% dan karbohidrat
60%. Infeksi atau inflamasi dapat mengakibatkan fluktuasi kadar gula darah yang
besar. Pembedahan dan pemberian antibiotika pada abses atau infeksi dapat
membantu mengontrol gula darah. Sebaliknya penderita dengan hiperglikemia yang
tinggi, kemampuan melawan infeksi turun sehingga kontrol gula darah yang baik
harus diupayakan sebagai perawatan pasien secara total.
g.
Stres Mekanik
Perlu
meminimalkan beban berat (weight bearing) pada ulkus. Modifikasi weight
bearing meliputi bedrest, memakai crutch, kursi roda, sepatu yang tertutup dan
sepatu khusus. Semua pasien yang istirahat ditempat tidur, tumit dan mata kaki
harus dilindungi serta kedua tungkai harus diinspeksi tiap hari. Hal ini
diperlukan karena kaki pasien sudah tidak peka lagi terhadap rasa nyeri,
sehingga akan terjadi trauma berulang ditempat yang sama menyebabkan bakteri
masuk pada tempat luka.
h.
Tindakan Bedah
Berdasarkan
berat ringannya penyakit menurut Wagner maka tindakan pengobatan atau
pembedahan dapat ditentukan sebagai berikut:
Derajat
0 : perawatan lokal secara khusus tidak ada.
Derajat
I - V : pengelolaan medik dan bedah minor.
Sabung Ayam Live Online Terbaik & Terlengkap!
ReplyDeleteTersedia Taruhan S128 | SV388 | KUNGFU Chicken
Bonus 10% Deposit Member Baru / Cashback 5 - 10% Setiap Minggu
Daftar >> Deposit >> Withdraw Sekarang Juga Di Website www. bolavita .site
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
BBM: BOLAVITA
WA: +628122222995