KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
tugas ini masih banyak kekurangan, baik
dari segi isi penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu,
segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah
ini lebih lanjut, akan penulis terima dengan senang hati.
Tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas
ini. Akhirnya, tiada gading yang
tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis telah
mencurahkan semua kemampuan, namun penulis sangat menyadari bahwa hasil
penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan data
dan referensi maupun kemampuan penulis.
Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran serta kritik yang sifatnya
membangun, guna sebagai bahan koreksi bagi penulis selanjutnya.
Aceh utara, 27 Mai 2012
DAFTAR
PUSAKA
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………. i
DAFTAR
PUSAKA………………………………………………………………. ii
BAB
I. PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
A. Latar
Belakang…………………………………………………………. 1
B. Perumusan
Masalah……………………………………………………. 3
C. Tinjauan
Penulis……………………………………………………….. 3
a. Tujuan
Umum……………………………………………………… 3
b. Tujuan
Khusus…………………………………………………….. 3
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………… 4
1. Peninjauan
Asi Eksklusif………………………………………………. 4
2. Bagaimana
Mencapai Asi Eksklusif…………………………………… 4
3. Kesalahpahaman
Asi Eksklusif………………………………………... 4
4. Kebaikan
Asi Dan Menyusui………………………………………….. 5
5. Mamfaat
Asi…………………………………………………………… 6
a. Untuk
Bayi.………………………………………………………... 6
6. Proses
Terbentuknya Asi……………………………………………… 7
1. Mammogenesis……………………………………………………. 7
2. Laktogenesis………………………………………………………. 7
3. Galaktopoiesis…………………………………………………….. 7
4. Involution………………………………………………………….. 7
a. Kompikasi
Asi Ideal Untuk Bayi…………………………….... 7
b. Untuk
Ibu………………………………………………………. 8
c. Untuk
Keluarga………………………………………………… 9
d. Untuk
Masyarakat Dan Negara………………………………… 10
e. Produksi Asi……………………………………………………. 10
1.1 ASI Mature…………………………………………………. 12
1.2 Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)…………………. 12
1.3 Air Susu Mature……………………………………………. 13
f. Volume Produksi ASI………………………………………….. 14
g. Komposisi ASI…………………………………………………. 15
h. Manajemen Laktasi,……………………………………………. 16
a. Pada Masa Kehamilan (antenatal)…………………………. 16
b. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)…………… 17
c. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)…………….. 17
d. Makanan Bayi Berusia 0-4 bulan………………………….. 18
5. Faktor-faktor yang memperoleh Produksi ASI…………………….. 20
a.
Makanan
Ibu…………………………………………………… 20
b.
Ketentraman
Jiwa dan Pikiran………………………………… 20
c.
Pengaruh
persalinan dan klinik bersalin………………………. 21
d.
Penggunaan
alat kontrasepsi yang mengandung
estrogen dan progesteron…………………………………….... 22
e.
Perawatan
Payudara…………………………………………… 22
BAB III. PEMBAHASAN………………………………………………………... 23
A.
Keterampilan
Menyusui……………………………………………….. 27
a. Posisi Ibu…………………………………………………………… 27
b. Posisi bayi………………………………………………………….. 28
c. Posisi payudara ……………………………………………………. 28
d. Memulai menyusui…………………………………………………. 29
B. Tanda Cukup Asi……………………………………………………..... 29
C. Tips Suksus Asi Eksklusif……………………………………………... 30
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………… 32
A.
Kesimpulan……………………………………………………………. 32
B.
Saran…………………………………………………………………... 32
DAFTAR PUSAKA………………………………………………………………. 33
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan
masyarakat mutu hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian
yang tinggi pada bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta
terganggunya perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung
dari masalah gizi kurang.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang
paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini
banyak ditemukan bayi dan anak yang masih kecil dan sudah mendapat adik lagi
yang sering disebut “kesundulan” artinya terdorong lagi oleh kepala adiknya
yang telah muncul dilahirkan. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan
golongan rentan.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena
selain makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan
susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini
pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi
gizi
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar
ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya
yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat
mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu
ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi
yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia
harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah
satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia
adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan
kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa
depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan ASI.
Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan
penggunaan ASI
termasik ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti
dengan telah dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu
Ibu (GNPP-
ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu tanggal 22
Desember 1990 yang betemakan “Dengan Asi, kaum ibu mempelopori peningkatan
kualitas manusia Indonesia”. Dalam pidatonya presiden menyatakan juga bahwa ASI
sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia empat
bulan.Pemberian ASI tanpa pemberiaan makanan lain ini disebut dengan menyusui
secara ekslusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI
kemudian pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun. ASI merupakan
makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi. Disamping
itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap.
Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata
mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya
secara penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang
gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan
tambahan selama tiga bulan pertama.
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu
diragukan lagi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara
ibu-ibu meyusui melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan
bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya
menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang demikian terus
berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya
pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.
Hasil penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak
di Rumah Sakit UGM Yogyakarta tahun 1976 menunjukkan bahwa anak yang disusui
sampai dengan satu tahun 50,6%. Sedangkan data dari survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SKDI) tahun 1991 bahwa ibu, yang memberikan ASI pada bayi 0-3 bulan
yaitu 47% diperkotaan dan 55% dipedesaan (Depkes 1992) dari laporan SKDI tahun
1994 menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan ASI EKSLUSIF kepada bayinya
mencapai 47%, sedangkan pada repelita VI ditargetkan 80%.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr.Moh. Efendi
di R.S. Umum Dr. Kariadi Semarang tahun 1977 didapatkan pemberian ASI setelah
umur 2 bulan 31,6%, ASI + Susu botol 15,8% dan susu botol 52,6%. Sedangkan
sebelumnya yaitu pada umur 1 bulan masih lebih baik yaitu 66,7% ASI dan 33,3%
susu botol, dalam hal ini tampaknya ada pengaruh susu botol lebih besar.
Juga hasil penelitian Dr. Parma dkk di Rumah Sakit Umum
Dr. M. Jamil Padang tahun 1978 -1979 di dapatkan bahwa lama pemberian ASI saja
sampai 4-6 bulan pada ibu yang karyawan adalah 12,63% dan pada ibu rumah tangga
sebanyak 21,27%. Apabila dilihat dari pendidikannya ternyata 75% dari ibu-ibu
yang berpendidikan tamat SD telah memberikan makanan pendamping ASI yang
terlalu dini pada bayi.
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru
dalam pemanfaatan ASI secara Eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah
produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu
yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh
iklan/promosi pengganti ASI dan tdak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa
semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI .
B. PERUMUSAN MASALAH.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka
rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana pemberian ASI secara
eksklusif saai umur bayi 4 bulan dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi
pemberian ASI Eksklusif.
C. TUJUAN PENULISAN
1.Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mengetahui
pemberian ASI EKSKLUSIF dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Tujuan Khusus.
- Mengetahui cara pemberian ASI EKSLUSIF pada bayi.
- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian
ASI pada bayi
usia 4 bulan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam
larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar
mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI eksklusif adalah
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol
sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif
ini.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada
bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI
merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat
mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization
/ Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan
pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya
(bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.
2. BAGAIMANA MENCAPAI ASI EKSKLUSIF
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut
untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif yaitu dengan menyusui dalam satu jam
setelah kelahiran Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah
makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun. Menyusui kapanpun bayi
meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam. Tidak menggunakan
botol susu maupun empeng.
Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan
tangan, disaat tidak bersama anak serta mengendalikan emosi dan pikiran agar
tenang.
3. KESALAHPAHAMAN MENGENAI ASI EKSKLUSIF
Setelah ASI ekslusif enam bulan tersebut, bukan berarti
pemberian ASI dihentikan. Seiiring dengan pengenalan makanan kepada bayi,
pemberian ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui dua tahun menurut rekomendasi
WHO
4. KEBAIKAN ASI DAN MENYUSUI.
ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai
berikut:
a. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi,
praktis, ekonomis,
mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang
ideal sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
b. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan
dengan susu buatan.
Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam
laktat. yang bermanfaat
untuk:
* Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.
* Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat
menghasilkan asam
organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.
* Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.
* Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti
calsium,
magnesium.
c. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat
melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme,
Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
d. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat
menyebabkan alergi pada
bayi.
e. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan
psikologis antara ibu dan bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan
bayi juga dapat
memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:
a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat
memberikan “kehidupan” kepada bayinya.
b. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah
terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara
ibu dan anak.
c. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang
dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil
d. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
e. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang
untuk beberpa bulan (menjarangkan kehamilan)
f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang
akan datang.
g. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca
melahirkan, sehingga
h. Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias
menunda kehamilan berikutnya
i. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui
tidak membutuhkan zat besisebanyak ketika mengalami menstruasi
j. Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa
ibu menyusui enam bulan lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui
empat bulan.
5. MANFAAT ASI
a.Untuk Bayi
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang
terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat
bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk
memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.Pada umur 6 sampai
12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari
60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi
30% dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena
masih memberikan manfaat. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia,
seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi.
6. PROSES TERBENTUKNYA ASI
Tahapan-tahapan yang terjadi dalam proses laktasi
mencakup :
1. Mammogenesis : Terjadi pertumbuhan payudara baik dari
ukuran maupun berat dari payudara mengalami peningkatan.
2. Laktogenesis :
·
Tahap 1 (kehamilan akhir) : Sel alveolar berubah menjadi sel sekretoris
·
Tahap 2 (hari ke-3 hingga ke-8 kelahiran) : Mulai terjadi sekresi susu,
payudara menjadi penuh dan hangat. Kontrol endokrin beralih menjadi autokrin.
3. Galaktopoiesis
4. Involution
a. Komposisi ASI ideal untuk bayi
Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi
lambung-usus, sembelit, dan alergi.Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi
terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular penyakit (misalnya melalui
makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu terhadap penyakit
tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI. Bayi ASI lebih bisa
menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah bayi banyak
berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan,
asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.
ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya,
selalu dalam keadaan steril dan suhu susu yang pas.
Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga
memberikan kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan
terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan.
Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena
sangat mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh. Bayi prematur lebih cepat
tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI akan teradaptasi
sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan berat badan
dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di
antaranya: kolik, SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease,
dan Ulcerative Colitis. IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ
bayi non-ASI. Menurut penelitian pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum
ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak
yang minum susu formula. Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga
mendidik anak. Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat.
Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia
akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi
pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk
menyayangi orang lain.
b. Untuk Ibu
1. Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat
kondisi ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan dan mengurangi risiko
perdarahan
2. Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada
masa kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali
3. Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui
memiliki resiko lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara.
4. ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan
mensterilkan botol susu, dot, dsb
5. ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar
rumah tanpa harus membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu
formula, air panas, dsb
6. ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu
kaleng dan perlengkapannya
7. ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu
formula belum tentu steril
Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang
menyusui bayinya mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional
8. ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh
pabriknya di wilayah payudara. Bila gudang ASI telah kosong. ASI yang tidak
dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam payudara tak
pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya sebelum menyusui.
c. Untuk Keluarga
1. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol
susu kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu atau peralatan.
2. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih
sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi
akan sakit.
3.Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi LAM dari
ASI eksklusif.
4.Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.
5.Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat
tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia.
6.Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa
botol, susu, air panas, dll.
d.Untuk Masyarakat dan Negara
1. Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor
susu formula dan peralatan lain untuk persiapannya.
2. Bayi sehat membuat negara lebih sehat.
3. Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena
jumlah bayi sakit lebih sedikit.
4. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan
kematian.
5. Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang
digunakan sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu dan peralatannya.
6. ASI adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi
dan baru.
e. Produksi Asi
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau
dirangsang oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut
merangsang kelenjar Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin,
hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran air
susu juga tergantung pada Let Down Replex, dimana hisapan putting dapat
merangsang kelenjar Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin,
yang dapat merangsang serabutotot halus di dalam dinding saluran susu agar
membiarkan susu dapat mengalir secara lancar.
Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis
untuk menampung air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan
tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang
yang menjadi ranting semakin mengecil.
Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam
cabang-cabang besar menuju saluran ke dalam putting. Secara visual payudara
dapat di gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar
yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel
Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet
dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih
besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus
lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang
tidak kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3
yaitu:
1. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi
oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang
terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera
sesudah melahirkan anak.
Tentang colostrum
- Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai
hari ketiga atau
keempat, dari masa laktasi.
- Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.
- Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna
kekuning-kuningan,
lebih kuning dibandingkan ASI Mature.
- Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan
meconeum usus
bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan
bayi untuk
menerima makanan selanjutnya.
- Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI
Mature, tetapi
berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama
adalah casein
pada colostrum protein yang utama adalah globulin,
sehingga dapat
memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
- Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI
Mature yang dapat
memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
- Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya
dibandingkan dengan ASI
Mature.
- Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu
58 kalori/100 ml
colostrum.
- Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin
larut dalam air dapat
lebih tinggi atau lebih rendah.
- Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.
- PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.
- Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin
di bandingkan
1.1 ASI Mature.
- Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein
di dalam usus bayi
menjadi krang sempurna, yangakan menambah kadar antobodi
pada bayi.
- Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
2.1 Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
1. Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI
Mature.
2. Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa
laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi
pada minggu ke 3 – ke 5.
3. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak
dan karbohidrat semakin tinggi.
4. Volume semakin meningkat.
1.3 Air Susu Mature
- ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang
dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa
minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.
- Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan
ada yang mengatakan pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang
diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.
- ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu
tersedia, siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan
temperatur yang sesuai untuk bayi.
- Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena
mengandung casienat, riboflaum dan karotin.
- Tidak menggumpal bila dipanaskan.
- Volume: 300 – 850 ml/24 jam
- Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:
• Antibodi terhadap bakteri dan virus.
• Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle
type T)
• Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
• Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)
• Faktor resisten terhadap staphylococcus.
• Complecement ( C3 dan C4)
f. Volume Produksi ASI
Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar
pembuat ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari
pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dari jumlah
ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 ml pada waktu bayi
mencapai usia minggu kedua.(9) Jumlah tersebut dapat dicapai dengan menysusui
bayinya selama 4 – 6 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI
mampu memenuhi lkebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu
menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi
oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan.
Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu
terbanyak yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan
oleh bayi biasanya berlangsung selama 15-25 menit.
Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan
mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap hari.Akan tetapi penelitian yang
dilakukan pada beberpa kelompok ibu dan bayi menunjukkan terdapatnya variasi
dimana seseorang bayi dapat mengkonsumsi sampai 1 liter selama 24 jam, meskipun
kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama.
Konsumsi ASI selama satu kali menysui atau jumlahnya
selama sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya
dengan volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara yang
berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa
kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI.
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air
susunya dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml
dalam 6 bulan kedua, dan 300-500 ml dalam tahun kedua kehidupan bayi.
Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan dimana jumlah pangan
yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemak dalam
tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai
sumber energi selama menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi bahwa
peningkatan jumlah produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat meningkatkan
produksi air susunya. Produksi ASI dari ibu yang kekurangan gizi seringkali
menurun jumlahnya dan akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi
yang masih sangat muda. Di daerah-daerah dimana ibu-ibu sangat kekurangan gizi
seringkali ditemukan “merasmus” pada bayi-bayi berumur sampai enam bulan yang
hanya diberi ASI.
g. Komposisi ASI
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature,
karena colostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena
colostrum dan hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengandung
imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap, yang
kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan
penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak,
mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium (Na) dan
seng (Zn).
Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih
banyak protein daripada ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah
kasein, dan sisanya berupa protein whey yang larut. Kandungan kasein yang
tinggi akan membentuk gumpalan yang relatif keras dalam lambung bayi. Bila bayi
diberi susu sapi, sedangkan ASI walaupun mengandung lebih sedikit total
protein, namun bagian protein “whey”nya lebih banyak, sehingga akan membetuk
gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh usus bayi.
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI
berasal dari lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan
dengan lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak
(lipase). Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya,
dari satu fase lakatasi air susu yang pertama kali keluar hanya mengandung
sekitar 1 – 2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini akan membantu
memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut
“Hand milk”, mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak.
Ini akan memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga
penting diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.
Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat
yang terdapat dalam air susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi
dan terdapat lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi.
Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam
usus sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Didalam usus asam laktat
tersebut membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga
membantu penyerapan kalsium serta mineral-mineral lain.
ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi
tetapi lebih mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk
bahan-bahan pertama kehidupannya ASI juga mengandung lebih sedikit natrium,
kalium, fosfor dan chlor dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dalam jumlah
yang mencukupi kebutuhan bayi.
Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua
vitamin yang diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan pertama
kehidupannya dapat diperoleh dari ASI. Hanya sedikit terdapat vitamin D dalam
lemak susu, tetapi penyakit polio jarang terjadi pada aanak yang diberi ASI, bila
kulitnya sering terkena sinar matahari. Vitamin D yang terlarut dalam air telah
ditemukan terdapat dalam susu, meskipun fungsi vitamin ini merupakan tambahan
terhadap vitamin D yang terlarut lemak.
h.Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada
masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pada masa Kehamilan (antenatal)
- Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat
dan keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping
bahaya pemberian susu botol.
- Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan
putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau
kenaikan berat badan ibu hamil.
- Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar
ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
- Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan
trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum hamil.
- Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam
hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang
hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.
b. Pada masa segera setelah persalinan
(prenatal)
- Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan
ditunjukkan cara menyusui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara
melakatkan bayi pada payudara ibu.
- Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu
selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.
- Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi
(200.000S1) dalam waktu
dua minggu setelah melahirkan.
c. Pada masa menyusui selanjutnya
(post-natal)
- Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan
pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman
lainnya.
- Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½
kali lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.
- Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga
ketenangan pikiran dan menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi
ASI tidak terhambat.
- Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting
untuk menunjang keberhasilan menyusui.
- Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan
apabila ada permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai demam.
- Menghubungi kelompk pendukung ASI terdekat untuk
meminta pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka.
- Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4
bulan, berikan MP ASDI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.
d. Makanan Bayi Berusia 0-4 bulan
Ibu-ibu seharusnya bersyukur bila payudaranya, ternyata
dapat memproduksi air susu yang berlimpah, karena anugrah tuhan ini tidak
dimiliki oleh semua ibu. Meskipun demikian, diperkirakan 80% dari jumlah ibu
yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalm jumlah yang cukup
untuk keperluan bayinya, secara penuh tanpa makanan tamabahan selama enam bulan
pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI
cukup tanpa makanan tambahan selama 3 bulan pertama (Warno FG, 1990 hal.175).
Dalam usia 0-4 bulan bayi sepenuhnya mendapat makanan
berupa ASI dan tidak perlu di beri makanan lain, kecuali jka ada tanda-tanda
produksi ASI tidak mencukupi.
Keadaan gizi anak pada waktu lahir sangat dipengaruhi
oleh keadaan gizi semasa hamil. Ibu yang semasa hamilnya menderita gangguan
gizi selain akan melahirkan anak yang gizinya tidak baik, juga kemungkinan
dapat melahirkan anak dengan berbagai kelainan dalam pertumbuhannya, atau
mungkin anak akan lahir mati. Sejak terjadinya pembuahan terhadap sel telur
dalam rahim ibu.
Hanya makanan yang memenuhi syarat gizi bagi anak dan
bagi ibunya yang dapat membantu syarat gizi bagi wanita hamil dan pengaturan
makanan anak yang sesuai merupakan masalah pokok yang perlu dihayati oleh para
ibu. Menyusui adalah cara makan aanak-anak yang tradisional dan ideal, yang
biasanya sanggup memenuhi kebutuhan gizi seseorang bayi untuk masa hidup empat
sampai enam bulan pertama. Bahkan setelah diperkenankan bahan makanan tambahan
yang utama, ASI masih tetap merupakan sumber utama yang bisa mencukupi gizi.
Dalam tahap usia sejak lahir sampai 4 bulan, ASI
merupakan makanan yang paling utama. Pemberian ASI masa ini memberikan beberpa
keuntungan.
Betapapun tingginya dan baiknya mutu ASI sebagai makanan
bayi, manfaatnyabagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat ditentukan oleh
jumlah ASI yang dapat diberikan oleh ibu. Kebaikan dan mutu ASI yang dapat
dihasilkan oleh ibu tidak sesuai dengan kebutuhan bayi, dan akibatnya bayi akan
menderita gangguan gizi.
ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi
berumur 4bulan. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan PP-ASI yaitu ASI diberikan
selama 2 tahun dan baru pada usia 4 bulan bayi mulai di beri makanan pendamping
ASI, paling lambat usia 6 bulan karena ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi pada 4
bulan pertama.
Adapun makanan bayi umur 0-4 bulan adalah sebagai
berikut:
- Susui bayi segera 30 menit setelah lahir.
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi
ASI. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu.
Dengan menysusui akan terjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
- Berikan Kolostrum
- Berikan ASI dari kedua payudara, kiri dan kanan secara
bergantian, tiap
kali sampai payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap
sampai
kosong merangsang produksi ASI yang cukup.
- Berikan ASI setiap kali meminta/menangis tanpa jadwal.
- Berikan ASI 0-10 kali setiap hari, termasuk pada malam
hari.
7. Faktor-faktor yang memperoleh Produksi ASI
Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain
adalah:
a. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa
menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang
dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat
digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus
menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya
kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja
dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi
yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan
kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk
membuat 1 liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan
tamabahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3
piring nasi dan 1 butir telur.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat
tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jikapada
masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan
bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun
tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan
disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan,
bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai
vitamin dalam ASI.
b. Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor
kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa
tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam
menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan
dalam
menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:
1. Reflek Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu
bayi menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting susu
dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus,
terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin,
masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar –kelenjar pembuat ASI.
Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI.
2. Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)
Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi
didekatkan pada payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara
ibu. Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :”rooting reflex
(reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan
bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu
yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan
terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup
mendapat ASI dan akan menangis.
Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan
semakin mengganggu let down reflex.
c. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin
Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik
terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit
atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat
berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan sehat.
Masalah pemebrian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama yang diberikan
justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak mendidik
pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI. Pengaruh
itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang
gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan.
d. Penggunaan alat kontrasepsi yang
mengandung estrogen dan progesteron.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan
menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini
dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI
secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan
adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR
dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan
kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI.
e. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu
dilakukan, yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa
kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada
duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar
dengan lancar.
BAB III
PEMBAHASAN
ASI merupakan malanan alamiah yang pertama dan utama bagi
bayi baru lahir. ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama
4-6 bulan pertama kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang
optimal. Selain sebagai sumber energi dan zat gizi, pemberian ASI juga
merupakan media untuk menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayinya.
Hubungan ini akan menghantarkan kasih sayang dan
perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat kemesraan bayi terhadap ibunya,
sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan erat. Namun sering ibu-ibu tidak
berhasil menyusui bayinya atau menghentikan menyusui lebih dini. Untuk itu
dalam Bab pembahasan ini akan dibahas “Mengapa ASI Ekslusif tidak diberikan,
dan kemungkinan faktor-faktor yang mempengaruhi tidak diberikannya ASI
Ekslusif.”
Penelitian dan pengamatan yang dilakukan diberbagai
daerah menunjukkan dengan jelas adanya kecenderungan meningkatkannya jumlah ibu
yang tidak menyusui bayi ini dimulai di kota terutama pada kelomopk ibu dan
keluarga yang berpenghasilan cukup, yang kemudian menjalar ke daerah pinggiran
kota dan menyebar sampai ke desa-desa. Banyak hal yang menyebabkan ASI Ekslusif
tidak diberikan khususnya bagi ibu-ibu di Indonesia, hal ini kemungkinan
dipengaruhi oleh. Antara lain:
a. Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga.
Hubungan kerabat yang luas di daerah pedesaan menjadi
renggang setelah keluarga pindah ke kota. Pengaruh orang tua seperti nenek,
kakek, mertua dan orang terpandang dilingkungan keluarga secara berangsur
menjadi berkurang, karena mereka itu umumnya tetap tinggal di desa sehingga
pengalaman mereka dalam merawat makanan bayi tidak dapat diwariskan.
b. Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil
kemajuan
Teknologi pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung
makanan bayi, susu buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan
makanan olahan lain.
c. Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi
menyebabkan ibu beranggapan bahwa makanan-makanan itu lebih baik dari ASI
d. Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun
karena tugas-tugas sosial, maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar
dalam pemberian makanan bagi bayi yang ditinggalkan dirumah.
e. Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada
anak sebagai salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yan lebih tinggi,
terdidik dan mengikuti perkembangan zaman.
f. Ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan
kecantikannya akan hilang.
g. Pengaruh melahirkan dirumah sakit atau klinik
bersalin. Belum semua petugas paramedis diberi pesan dan diberi cukup informasi
agar menganjurkan setiap ibu untuk menyusui bayi mereka, serta praktek yang
keliru dengan memberikan susu botol kepada bayi yang baru lahir.
Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa,
baik karena faktor intern dari ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang
mengakibatkan ibu merasa sakit sewaktu bayinya menyusu, luka-luka pada putting
susu yang sering menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada putting susu dan adanya
penyakit tertentu seperti tuberkolose, malaria yang merupakan alasan untuk
tidak menganjurkan ibu menyusui bayinya, demikian juga ibu yang gizinya tidak
baik akan menghasilkan ASI dalam jumlah yang relatif lebih sedikit dibandingkan
ibu yang sehat dan gizinya baik.
Disamping itu juga karena faktor dari pihak bayi seperti
bayi lahir sebelum waktunya (prematur) atau bayi lahir dengan berat badan yang
sangat rendah yang mungkin masih telalu lemah abaila mengisap ASI dari payudara
ibunya, serta bayi yang dalam keadaan sakit.
Memburuknya gizi anak dapat juga terjadi akibat ketidaktahuan
ibu mengenai cara – cara pemberian ASI kepada anaknya. Berbagai aspek kehidupan
kota telah membawa pengaruh terhadap banyak para ibu untuk tidak menyusui
bayinya, padahal makanan penganti yang bergizi tinggi jauh dari jangkauan
mereka. Kurangnya pengertian dan pengertahuuan ibu tentang manfaat ASI dan
menyusui menyebabkan ibu – ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu botol
(susu formula).Kesehatan/status gizi bayi/anak serta kelangsungan hidupnya akan
lebih baik pada ibu- ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini karena seorang ibu
yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang luas serta kemampuan
untuk menerima informasi lebih tinggi.
Pada penelitian di Pakisttan dimana tingkat kematian anak
pada ibu –ibu yang lama pendidikannya 5 tahun adalah 50 % lebih rendah daripada
ibu – ibu yang buta huruf. Demikian juga di Indonesiabahwa pemberian makanan
padat yang terlalu dini.Sebahagian besar dilakukan oleh ibu- ibu yang
berpendidikan rendah , agaknya faktor ketidaktauanlah yang menyebabkannya.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap pemberian ASI
adalah sikap ibu terhadap lingkungan sosialnya dan kebudayaan dimana dia
dididik. Apabila pemikiran tentang menyusui dianggap tidak sopan dan memerlukan
, maka “let down reflex” (reflex keluar) akan terhambat. Sama halnya suatu
kebudayaan tidak mencela penyusunan, maka pengisapan akan tidak terbatas dan
“du demand” (permintaan) akan menolong pengeluaran ASI.
Selain itu kemampuan ibu yang seusianya lebih tua juga
amat rendah produksi ASInya, sehingga bayi cendrung mengalami malnutrisi.
Alasan lain ibu – ibu tidak menyusui bayinya adalah karena ibu tersebut secara
tidak sadar berpendapat bahwa menyusui hanya ibu merupakan beban bagi kebebasan
pribadinya atau hanya memperburuk potongan dan ukuran tubuhnya.
Kendala lain yang dihadapi dalam upaya peningkatan
penggunaan ASI adalah sikap sementara petugas kesehatan dari berbagai tingkat
yang tidak bergairah mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan.
Konsep baru tentang pemberian ASI dan mengenai hal – hal yang berhubungan
dengan ibu hamil, ibu bersaliin, ibu menyusui dan bayi baaru lahir. Disamping
itu juga sikap sementara penaggung jawab ruang bersaliiin dan perawatan dirumah
sakit,rumah bersalinn yang berlangsung memberikan susu botol pada bayi baru
lahir ataupun tidak mau mengusahakan agar iibu mampu memberikan ASI kepada
bayinya, serta belum diterapkannya pelayanan rawat disebagian besar rumah
sakit /klinik bersalin.
Semua faktor– faktor terebut diatas yang dianggap sebagai
penyebab semakin melorotnya kegiatan meminumkan air susu ibu ke kalangan para
ibu – ibu saat ini.
Oleh sebab itu upaya yang dapat dilakukan antara lain :
- Motivasi untuk menyusui.
Di daerah pedesaan menyusui anak terlihat sebagai suatu
proses yang normal, dan tidak dilakukan sembunyi-sembunyi. Ibu-ibu tidak malu
menyusui bayinya. Kebiasaan itu adpat diciptakan suatu kondisi dan gairah bagi
para gadis yang melihatnya, sehingga ada kemauan naluriah melakukan hal yang
sama. Bila tumbuh menjadi besar dan punya anak meeka ingin melakukan hal yang
serupa. Sebaliknya, kebiasaan ibu-ibu di kota yang malu-nalu serta
sembunyi-sembunyi menyusui bayinya, tentu akan banyak mempengaruhi tabiat
gadis-gadis disekitarnya untuk berbuat sama, dan menyusui anak merupakan
sesuatu hal yang harus dihindarkan.
Ibu-ibu harus dibangkitkan kemauan dan kesediannya untuk
menyusui anaknya, terutama sebelum melahirkan. Dan bila menyusui, hendaknya
ditingkatkan pada masyarakat, pengertian tersebut harus ditanamkan pada
anak-anak gadis sejak masih usia muda, bahwa menyusui anak merupakan bagian
dari tugas biologis seorang ibu.
Didaerah perkotaan, sasaran yang harus diberi pendidikan
adalah para gadis remaja. Didaerah pedesaan, pendidikan harus diarahkan untuk
tujuan mencegah marasmus. Perkembangan teknologi yang telah dapat menciptakan
“humanized milk” menyebabkan nilai ASI dan kebiasaan menyusui yang pada
hakekatnya memberikan fasilitas kemudahan pengadaan susu, murah serta praktis
semakin kurang diminati dan dihindari. Kemajuan dibidang kesehatan lingkungan
dan industri makanan sapihan membuat segalanya menjadi sangat praktis sehingga
para ibu lebih cenderung menggunakan susu botol. Untuk mengatasi masalah
tersebut, ibu-ibu yang mampu harus dihimbau dan diberi motivasi agar kembali pada
praktek menyusui anak sendiri. Karena hal itu mendatangkan keuntungan bagi
hubungan ibu dan anak dan terutama karena hal itu memenuhi ciri dan kodrat
manusia.
A. KETERAMPILAN MENYUSUI
Banyak permasalahan dalam menyusui seperti (nyeri pada
puting susu, susu yang jumlahnya sedikit, atau ibu tidak nyaman dalam menyusui)
bisa dipecahkan dengan meningkatkan teknik dasar dalam menyusui, khususnya
dalam memposisikan ibu dan bayi dengan benar.
a.
Posisi Ibu :
•
Duduklah dengan nyaman dan carilah posisi yang paling nyaman ketika duduk
diatas kursi, atau kursi goyang, kursi berlengan atau bahkan duduk diatas kasur
dengan bersandar pada dinding atau sandaran kasur.
•
Letakkan bantal dibelakang punggung, dan dibawah lengan yang akan memberikan
tumpuan ketika ibu menggendong bayi.
•
Gunakan tumpuan kaki atau pijakan bila ibu duduk, khususnya bila menggunakan
kursi yang cukup tinggi.
•
Bisa juga ibu bersandar pada sandaran kasur dengan posisi menghadap bayi dengan
menggunakan bantal sebagai penyangga kepala, leher, punggung dan kaki bagian
atas.
b.
Posisi bayi :
•
Disarankan untuk memulai persiapan pemberian ASI dengan mengenakan pakaian yang
sederhana pada bayi atau bahkan tidak mengenakan pakaian, untuk meningkatkan
kontak dengan ibu.
•
Baringkan bayi dalam dekapan ibu, dengan posisi menghadap payudara. Posisi
leher pada lipatan lengan, badan terbaring disepanjang lengan dan pantat
dipegang oleh tangan.
•
Setelah itu putarlah tubuh bayi sedemikian rupa sehingga posisi bayi berhadapan
dengan badan ibu.
•
Posisi tubuh bayi harus dalam kedaan tegak lurus menghadap tubuh ibu, jangan
memutar leher bayi untuk mencapai putting susu ibu.
•
Jika posisi bayi kurang tinggi, gunakan bantal untuk menyangga lengan.
•
Posisikan lengan bayi dengan baik, lengan bawah diposisikan di bawah payudara
dan lengan yang atas bila mengganggu bisa ditahan dengan menggunakan ibu jari
lengan yang menggendong.
c.
Posisi payudara :
•
Hal yang pertama perlu dilakukan dalam persiapan payudara menjelang menyusui.
Secara manual pijatlah payudara untuk mendapatkan beberapa tetes ASI pada
puting ibu, hal ini akan melembabkan payudara ibu.
•
Tahanlah payudara, beban payudara ditahan dengan telapak tangan dan jari-jemari
di bawahnya dan ibu jari di atasnya.
•
Jauhkan jari dari daerah areola, sehingga menjauhi daerah tempat bayi menghisap
susu, hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi.
d. Memulai menyusui :
•
Dekatkan mulut bayi pada puting yang sudah lembab tadi, lalu pijatlah bibir
bayi dengan lembut untuk merangsang refleks menghisap pada bayi.
•
Ketika mulut bayi terbuka, segeralah melekatkan mulut bayi di tengah payudara
dan dekatlah bayi dengan erat ke tubuh ibu.
•
Pastikan bayi menghisap hingga areola payudara bukan puting susu ibu, dengan
ini nyeri pada payudara selama menyusui bisa dihindari.
•
Buatlah penyesuaian dengan irama pernafasan bayi.
•
Ketika bayi sudah menghisap ASI dengan baik maka pastikan kita mengatur posisi
payudara dengan baik, tahan berat payudara dengan tangan sehingga berat
payudara tidak seluruhnya membebani mulut dan bibir bayi.
•
Hal terakhir yang cukup penting adalah, ketika kita akan menghentikan pemberian
ASI, jangan menarik mulut bayi dari payudara ketika bayi masih menghisap. Maka
hentikan dahulu hisapan bayi lalu jauhkan bayi dari payudara dengan
perlahan-lahan, hal ini bertujuan agar penghentian menyusui ini tidak melukai
payudara, yang bisa berakibat nyeri hingga infeksi payudara.
B.TANDA CUKUP ASI
Banyak ibu yang kurang memperhatikan apakah bayinya sudah
cukup mendapatkan ASI, atau bahkan banyak juga ibu yang bingung dengan berapa
banyak atau berapa sering pemberian ASI yang baik itu.
Oleh karena itu, berbagai tanda dibawah ini dapat
dijadikan pedoman untuk mengevaluasi kecukupan pemberian ASI, yaitu :
•
Bayi menunjukan keinginan dan gairah yang kuat untuk bangun secara teratur
untuk menyusui.
•
Irama hisapan yang ritmis dan teratur, bagian depan telinga bayi akan terlihat
sedikit bergerak dan ibu bisa mendengar bayinya menghisap dan menelan ASI yang
diberikan.
•
Berikan ASI selama rata-rata 15-20 menit pada masng-masing payudara setiap
menyusui.
•
Berikan ASI setidaknya setiap 1-3 jam selama dua bulan pertama. Disarankan juga
untuk membangunkan bayi setiap 2-3 jam untuk memberikan ASI selama beberapa
minggu awal. Setelah lebih dari dua bulan bayi akan mampu menghabiskan ASI
lebih cepat, maka pemberian ASI dilakukan lebih jarang hingga setiap 3-5 jam
dan durasi menyusui menjadi lebih singkat.
•
Bayi ngompol hingga 6-8 kali menandakan masukan cairan yang cukup.
•
Bayi tubuh dengan kecepatan pertumbuhan yang normal, mengalami peningkatan
berat, tinggi badan, dan ukuran lingkar kepala.
•
Memiliki tonus otot yang baik, kulit yang sehat dan warna kulit yang sehat pula
C.TIPS SUKSES ASI EKSKLUSIF
Ini tips dari aku yang sukses ASI eksklusif sampai 6
bulan walaupun ASI-ku tidak termasuk yang berlimpah dan sukses KB alamiah
sampai si kecil 7 bulan.
1. Susui bayi sesering mungkin. Payudara kanan dan kiri.
Jangan dijadwalkan. Produksi ASI mengikuti hukum permintaan, semakin
sering dihisap, maka semakin banyak berproduksi.
2. Pompa payudara sehabis menyusui. Payudara yang kosong
akan semakin mempercepat produksi ASI.
3. Jangan terlalu cepat memindahkan posisi menyusui dari
payudara kiri ke kanan, dan sebaliknya. ASI yang keluar setelah 15 menit
pertama justru banyak mengandung lemak yang dapat mengenyangkan
bayi. Jangan lakukan posisi menyusui tiduran sampe ketiduran kalau
ibus punya kebiasaan tidur “pingsan”. Bisa2 bayinya ketindihan dan
gak bisa bernafas.
4. Makan makanan yang bergizi dan minum cairan yang cukup
banyak. Bisa air putih, jus buah, susu rendah lemak, kuah makanan.
Makanannya usahakan banyak sayur hijau dan makanan laut. Daun katuk segar
lebih cepat menghasilkan daripada suplemen seperti Pro ASI atawa
Lancar ASI. Jangan pikirkan diet dulu. Melangsingkan tubuh bisa
dilakukan kapan saja sementara menyusui waktunya cuma sebentar
sementara manfaat baiknya untuk bayi adalah untuk kecerdasan dan
daya tahan tubuhnya.
5. Minum madu juga sangat bermanfaat
6. Ibu harus cukup istirahat dan jangan stres! Stres bikin
ASI mendadak kering.
7. Kalau bayi masih tampak kurang puas juga, pompa ASI
dan masukkan ke botol untuk diberikan ke bayi. Tapi sebenarnya penggunaan dot
tidak dianjurkan paling tidak sampai usia bayi 6 bulan sebab dapat
mengganggu perkembangan sistem syaraf dan struktur tulang kepala.
8. Ini yang paling penting, yaitu RASA PERCAYA DIRI bahwa
kita MAMPU untuk memberikan yang terbaik untuk bayi kita yaitu ASI.
Memberikan ASI eksklusif terutama sangat dianjurkan untuk
bayi2 yang dilahirkan dengan cara caesar. Bayi “caesar” mengalami intensitas
kesakitan yang sangat tinggi dibandingkan dengan bayi lahir normal yang
sudah mengalami exercise dalam proses kelahiran sebelum khirnya
muncul ke dunia dan beradaptasi dengan dunia luar. Dengan memberikan ASI,
maka dapat membantu mencegah infeksi dan mengurangi rasa akit yang
diderita bayi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi
yang harus diberikan pada bayi sampai bayi berusia 4 bulan tanpa makanan
pendamping.
2. Adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan
semakin besar persentase ASI secara Eksklusif.
3. Masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang
pemberian ASI.
B. SARAN
1. Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum
khususnya tentang ASI dan menyusui kepada masyarakat, khususnya kepada ibu
hamil tentang gizi dan perawatan payudara selama masa kehamilan, sehingga
produksi ASI cukup.
2. Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di
rumah sakit, klinik bersalin, Posyandu di dalam memberikan penyuluhan atau
petunjuk kepada ibu hamil, ibu baru melahirkan dan ibu menyusui tentang ASI dan
menyusui.
DAFTAR PUSAKA
http://superbidanhapsari.wordpress.com/2009/12/14/makalah-pemberian-asi-eksklusif/
http://www.google.co.id/search?aq=f&sugexp=chrome,mod=17&sourceid=chrome&ie=UTF-8&q=latar+belakang+asi+esklusif
http://www.google.co.id/search?sugexp=chrome,mod=14&sourceid=chrome&ie=UTF-8&q=asi+eklusif+pdf
nice info banget kak
ReplyDeletepromo weekend alfamart
Sabung Ayam Live Online Terbaik & Terlengkap!
ReplyDeleteTersedia Taruhan S128 | SV388 | KUNGFU Chicken
Bonus 10% Deposit Member Baru / Cashback 5 - 10% Setiap Minggu
Daftar >> Deposit >> Withdraw Sekarang Juga Di Website www. bolavita .site
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
BBM: BOLAVITA
WA: +628122222995